Thursday, July 06, 2006

Air Mata Rasulullah s.a.w

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku,orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul
maut," kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya.

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril,jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya
Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka,para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan
>>khawatir, wahai Rasul
>>Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
>>kepadaku: 'Kuharamkan surga
>>bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada
>>di dalamnya," kata
>>Jibril.
>>
>>
>>Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
>>tugas. Perlahan ruh
>>Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
>>bersimbah peluh,
>>urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit
>>sakaratul maut ini."
>>
>>
>>Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali
>>yang di sampingnya
>>menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
>>"Jijikkah kau
>>melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
>>Tanya Rasulullah pada
>>Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang
>>sanggup, melihat kekasih
>>Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar
>>kemudian terdengar Rasulullah
>>mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
>>"Ya Allah, dahsyat
>>nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
>>kepadaku, jangan pada
>>umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
>>dadanya sudah tidak
>>bergerak lagi.
>>
>>
>>Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,
>>Ali segera
>>mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis-shalaati, wa
>>maa malakat aimaanukum
>>- peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang
>>lemah di antaramu." Di
>>luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan,
>>sahabat saling berpelukan.
>>Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali
>>kembali mendekatkan
>>telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
>>"Ummatii, ummatii,
>>ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"
>>
>>
>>Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi
>>sinaran itu. Kini,
>>mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma
>>sholli 'alaa Muhammad wa
>>baarik wa sallim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah
>>kepada kita.
>>
>>
>>
>>
>>NB:
>>Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar
>>timbul kesadaran untuk
>>mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
>>RasulNya mencintai kita.
>>Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah
>>fana belaka. Amin...
>>
>>
>>Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih
>>banyak yang menyayangimu
>>di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah
>>karena tiada lagi yang
>>mengasihmu di akhirat.
>>

Dengan mengingati Allah...hati akan menjadi tenang...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

Megasutra - Portal Santapan Minda.

Kindly don't judge me with my blog...All the articles is my self expression as a human...The contents in this blog hopefully will not make all of you vex with me...

(c) 2007 tmnasir


(c) 2006 Mohamad Nasir B Tonny